Blogger, hari ini saya mengajak anda untuk kembali ke ruang masa lampau untuk menyaksikan produk modernisasi Islam di Minangkabau, yang masih bertahan hingga kini. Proses pencarian data ini tidak lepas dari beberapa koleksi yang penulis temukan, baik dari situs KITLV maupun dari beberapa koleksi yang penulis miliki. Sejenak, kita mencoba melihat perkembangan Adabiyah School.
Adabiyah School bermula dari Madrasah Adabiah yang didirikan oleh Syekh Abdullah Ahmad pada tahun 1909. Tahun 1915 Madrasah Adabiah berubah menjadi HIS (Hollandsch Inlandsche School) Adabiah. Inilah HIS yang pertama di Minangkabau. Sejak jaman Belanda sekolah dikelola oleh Sjarikat Oesaha (SO) yang ketika itu memiliki tiga buah HIS. HIS Adabiah II bertempat di jalan Belantung Kecil (sekarang, diperkirakan berada di jalan A. Yani), HIS Adabiah I dan HIS Adabiah III berlokasi di jalan Pasar Baru (hari ini berada di seberang Raya Theatre). Nah, foto HIS Adabiah yang penulis sajikan berlokasi di jalan Belantung Kecil, bisa penulis bayangkan bagimana suasana belajar-pembelajaran di sekolah tersebut.
Pada masa pendudukan Jepang, HIS berganti dengan SNI (Sekolah Nippon Indonesia), sehingga ada tiga SNI Adabiah yang beroperasi. Bahasa Belanda yang dipelajari di sekolah digantikan dengan bahasa Jepang. Pada masa pendudukan Jepang, menurut Adrin Kahar, SNI Adabiah I sempat dipindahkan ke Pasar Ambacang (kalau sekarang, diperkirakan di lokasi gedung Bank Damanon Bundo Kandung).